Lusiana Erlina

Aku menemukan sepenggal kalimat yang lalu lalang kaku di pikiranku. "Cara terbaik untuk balas dendam adalah dengan tidak bertingkah laku seperti orang yang menyakitimu" Apabila aku atau kamu berbalas suatu hal yang sama jahatnya dengannya , tidak ada bedanya kita dengannya sama" menyakitkan. Alam semesta punya hukum tabur tuai tidak pernah tidur dan selalu berkerja. Bumantara kalbu Biarkan semesta yang  Membalas dosamu

Hatiku bercucur air mata  tak henti kubungkam suara tangisku Bukan umur. Tapi kesedihan Berkaca dengan mata layu antara hidup atau mati Hari" tetap berlanjut  Tidak ada yang menghampiri Kecuali kesepian Berdiam diatas ranjang kusam Menutup mata dengan bantal Kadang tertidur, kadang menangis  Jalan mana yang harus ku lalui Untuk keluar dari kehidupan yang fana

Rahasia nafas yang aku telan Setiap namamu menghidupkan Imajinasi ku yang liar. Pipiku jadi merona Berwarna gairah yang Malu tapi mau.

Entah,siapa yang harus disalahkan  Aku atau ia yang menggores luka. Tentang kata yang terhapus masanya Kita terhempas bukan karena salah, Kita terjadi karena lengah. Dan tentang rindu yang mengharap ragamu.

Sebuah pengenalan ku terhadap ruang, waktu, bahan pangan ,papan,sandang. Personafikasi diri terhadap dampak buruk dan baik. "Mereka"dikecewakan oleh realita,krisis global menintas rakyat republika, hingga tuli hanya bole disuap dengan mereka yang berpenghuni. Tinggal di wilayah tidak penuh dengan polusi, polisi tidur dibangunkan pun marah. DIAM adalah hak mereka,UANG terbatas tidak bersuara hanya menampilkan muka. Rak sepatu branded disusun rapi sedia kala tanpa ada noda didalamnya. Identitas dipublikasikan,tidak ada lagi privasi bagi kita untuk bercinta Tidak apapun saya MENERIMA nya Si cantik pembawa luka? Si cantik penuh luka?

Tanggal tunggal akhir bulan sepuluh Taada ragu,sesal,marah hanya bahagia yang menyertai Sosok pria ramah dengan kilau mata anggun dan senyuman indah melekat Sering kali aku duduk sendiri ditemani oleh bintang dan rembulan malam untuk bermunajat kepada tuhan agar hal baik selalu menyertai kehidupanmu. Tanggal tunggal akhir bulan sepuluh Engkau hadir tepat dihadapanku. Walaupun hitungan jam sekilas namun membakas dibenaku,kekasih, ketika aku melihatmu seperti ada yang kurang,aku sungguh ingin bersamamu.bolehkah? Tepat awal pertemuan,aku sungguh menemukan senyuman berbeda dari seribu orang yang kutemui. senyuman itu menjadi dasar aku menjalani hidup yang fana ini. Namun beberapa hari ini aku ta bertemu dengan sosokmu lagi,aku mencari ditempat kali terakhir dengan mu. aku mencari dibalik ditempat peraduanku namun tak menemukanmu , walaupun hanya sekedar sukmamu yang terasa. Hitungan hari genap bulan sebelas menginjak, hitungan hari kian bertambah tak kunjung berjumpa dengan kehadiranmu. Ti...